SELAMAT DATANG DI BLOG BELAJAR BERSAMA

BLOG Ini adalah media Belajar, Sharing, dan berbagi. semoga melalui blog ini kita lebih bisa berintraksi lebih intensif nan efektif

Sabtu, 01 Januari 2011

Menghargai Kecoa

Kecoak hiiiiiiii........paling tidak itulah ekspresi yang selalu kuberikan jika mendengarnya, binatang yang tak asing di telinga kita ini yang merupakan kelompok serangga yang biasa disebut Blattodea, selalu membuat aku berteriak ketika mendapatkannya dimanapun dia berada. jangan tanya tentang binatang ini padaku. Geli dan sangat menjijikkan. Membayangkan saja aku sudah bergidik, apalagi kalau bertemu dengannya. Sampai-sampai dulu aku pernah berbuat sadis pada binatang ini. Ketika aku ke kamar mandi, tanpa sengaja aku bertemu dengan si kecoak, aku berteriak. Saking jijik dan gelinya aku pada binatang ini tanpa pikir panjang aku berusaha membunuhnya dengan mengambil air dan menyiramkannya berulang-ulang ke tubuh si kecoa, luar biasa sekali binatang ini. Berkali-kali aku menumbangkannya dengan air, berkali-kali pula ia mampu bangkit dari keterpurukannya. Hampir satu ember aku menghabiskan air untuk menyiram si kecoak berharap dia segera mati tapi dia tetap bisa bangkit. Sampai akhirnya aku kasihan melihat kegigihan si kecoak dan kuarahkan penyiramanku pada si kecoak untuk tetap hidup menuju lubang tempat ia bisa enyah dari penglihatanku.
Kecoak identik dengan bau dan kotor, karena biasanya hidup di lubang-lubang Wc, kamar mandi, rongga-rongga sudut-sudut rumah yang agak kurang bersih, bahkan terkadang hadir pula di dapur-dapur atau kamar mandi yang bersih. Dulu, ketika aku nonton Film Doraemon yang kebetulan mengangkat tema tentang kecoa, kata ibunya Nobita bahwa satu kecoak yang tampak di hadapan kita itu menandakan ada 100-1000 kecoak yang bersembunyi di sekitar kita. Aku merinding mendengarnya, setelah pengalamanku sebelumnya membunuh kecoak, betapa kita harus mengakui bahwa binatang bau dan menjijikkan itu luar biasa survivenya yang secara otomatis pertambahan populasi juga akan terus meningkat.
Pagi ini, sepertinya Allah masih ingin terus menakdirkan aku untuk bisa belajar dan mengambil hikmah dari kecoak. Ketika aku membaca koran Jawa Pos terbitan tahun 2008, ada artikel yang mengabarkan tentang kecoak hidup Madagaskar ditampilkan dalam pameran perhiasan Jared Gold’s Czarina Spring 2008 di Los Angeles. Kecoak hidup Madagaskar adalah jenis kecoak yang memilki suara paling berisik yang sebenarnya tak berbeda jauh dengan kecoak-kecoak yang ada di kamar mandiku ketika itu, hanya saja kecoak hidup Madagaskar dalam pameran tersebut ditaburi kristal Swarovsky (kristal Austria yang dikenal dunia karena kecantikan desainnya). Kecoak binatang yang menjijikkan itu disulap sedemikian rupa sehingga menjadi favorit para wanita, dan menjadi produk terlaris dalam pameran tersebut. Kecoak bertabur kristal itu dihargai 80 USD (730ribu) per ekor. How amazing isn’ it.
Kecoak adalah kelompok serangga yang sangat menakjubkan”, ungkap George Beccaloni seorang pakar kecoak di Natural History Museum Prancis. “Ada sekitar 4.500 spesis yang telah dideskripsikan”, namun kemungkinan sekitar dua atau tiga kalinya belum ditemukan atau dideskripsikan. Kecoak banyak diberitakan buruk, dan banyak kesalahan informasi di dalamnya. Kecoak termasuk salah satu jenis serangga yang susah matinya. Penelitian membuktikan bahwa kecoak masih bisa hidup beberapa hari setelah dipenggal kepalanya. Dan jika saatnya tepat, kecoak-kecoak yang masih berkepala dapat hidup dengan hanya memakan lem atau sesamanya. Subhanallah ya.
Dulu ketika kuliah, saat aku mengisi mentoring Agama Islam untuk adik-adik tingkat atau mengisi materi-materi motivasi, aku selalu mengatakan bahwa tak ada satu makhlukpun di dunia ini yang Allah ciptakan yang sia-sia. Yang artinya bahwa semua makhluk di dunia yang Allah ciptakan pasti memiliki peran masing-masing. Bakteri, virus, lalat, rayap, semuanya memiliki manfaat. Bayangkan jika tak ada bakteri, tak ada mikroorganisme yang berperan sebagai pendekomposer betapa bumi ini akan di penuhi oleh sampah, tanah-tanah tak bisa menumbuhkan tanaman karena keras tak ada aktivitas mikroorganisme yang berperan untuk perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Begitupun dengan kecoak. Betapa binatang ini mengajarkan banyak hal. Tentang kemampuan survivalnya yang tinggi, kegigihan, tidak mudah berputus asa, dan masih banyak hal berguna lainnya yang bisa kita pelajari dari binatang yang menjijikkan ini. Aku jadi teringat akan taujihnya seorang Ustadz dan beberapa Ust. lain yang memberikan taujihnya yang sama, tentang belajar dari dinosaurus dan kecoa. Beliau mengatakan jangan sampai jamaah kita yang besar ini seperti dinosaurus yang hidup jutaan tahun yang lalu. Kepunahannya karena ketidakmampuannya dalam beradaptasi dengan alam. Besar dan melegenda tapi sekarang hanya tinggal sejarah saja. Tapi lihatlah kecoak yang kecil namun memilki survival (kemampuan bertahan hidup) yang tinggi dari jutaan tahun yang lalu sampai sekarang ia masih tetap eksis, populasi terus bertambah bahkan telah hadir di rumah-rumah kita (ketika itu para audince tertawa-tawa geli mendengarnya terlebih aku yang sangat alergi pada kecoak).
Hari ini aku belajar dari kecoak yang dulu pernah kucoba untuk kubunuh, namun tak berhasil. Oia, satu lagi informasi dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa ternyata hanya 1% saja dari keseluruhan spesies kecoak yang meembawa penyakit. Yah walaupun banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari kecoak ini dan informasi bahwa hewan ini tidak terlalu membahayakan, aku tak akan pernah bisa memilki hubungan yang mesra dengan hewan menggelikan tersebut, namun minimal aku bisa menghargai makhluk Allah itu dengan lebih bijak. Ya Allah ampuni hambamu yang dha’if ini. Sungguh, wahai yang Maha Sempurna, tak ada ciptaanmu yang sia-sia di dunia ini. Ajarkan hambaMu yang bodoh ini menuju jalanMu yang lurus dan yang engkau ridhoi. Amin, amin, amin ya Robbal ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar