SELAMAT DATANG DI BLOG BELAJAR BERSAMA

BLOG Ini adalah media Belajar, Sharing, dan berbagi. semoga melalui blog ini kita lebih bisa berintraksi lebih intensif nan efektif

Minggu, 25 Desember 2011

contoh cover depan PI 2012


COVER LUAR:

LAPORAN HASIL PRAKTIK INDUSTRI
PERBAIKAN SISTEM KOPLING MOBIL TOYOTA SUPER PADA BENGKEL MAMAT
DI MARGO JADI




 


DI SUSUN OLEH :

1.      BEJO                          NIS  234
2.      PAINO                       NIS  456






SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG
KECAMATAN SIMPANG PEMATANG
KABUPATEN MESUJI
2012

Sabtu, 24 Desember 2011


A. Format Laporan
HALAMAN JUDUL PERTAMA
HALAMAN JUDUL KEDUA
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
1.2.   Tujuan
1.3.   Tempat dan Waktu Pelaksanaan
BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.   Sejarah perusahaan
2.2.   Visi-misi Perusahaan
2.3.   Struktur Organisasi Perusahaan
BAB III.  PELAKSAAN KEGIATAN
3.1. Aktivitas Kegiatan
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM (daftar istilah)
LAMPIRAN



B.  Ketentuan Penulisan
1.      Laporan diketik dengan komputer dengan jenis huruf Times New Roman ukuran huruf 12.
2.      Jarak Spasi 1.5
3.      Ukuran kertas A4
4.      Batas margin kiri 4 cm, kanan 3 cm, bawah 3 cm dan atas 3 cm, kecuali untuk judul/bab batas margin atas 6 cm.
5.      Penulisan rata kanan-kiri.  

Ulama Tarbiyah


Sayyid Quthb adalah tokoh agama, ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir dan intelektual Islam asal Mesir. Nama lengkapnya Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili, lahir di Asyut, Mesir 9 Oktober 1906, anak tertua dari lima bersaudara. Ayahnya al-Haj Qutb Ibrahim, seorang anggota Partai Nasionalis. Beliau dibesarkan dan di didik dalam keluarga sederhana yang memegang teguh syariat Islam. Sayyid Quthb adalah anak yang cerdas, tekun beribadah dan memiliki semangat belajar tinggi. Di usia remaja, Sayyid Quthb telah hafal Alqur`an serta banyak memahami ilmu agama Islam. Di Masa Dewasa, beliau banyak menghasilkan karya-karya besar, juga menjadi aktivis gerakan Islam Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Hasan –Al-Banna.

Nama Lengkap
Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili
Tanggal Lahir
9 Oktober 1906
Tempat Lahir
Asyut, Mesir
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Dasar di sekolah Kuttâb (TPA) (1918)
Madrasah Tsanawiyah  di Kairo ( 1921)
Diklat Keguruan (1928)
Universitas Dâr al-‘Ulûm bidang sastra dan pendidikan (1933)
Wilson’s Teacher’s College, (Washington)
Greeley College (Colorado)
Stanford University (California)
Aktivitas
Aktivis gerakan Islam Ikhwanul Muslimin
Penulis Sastra
Kritikus Sastra
Tokoh Pendidikan
Karya
Buku “Muhimmat al-Syi’r fi al-Hayâh” (1933)
Buku “Naqd Mustaqbal al-Tsaqâfah fî Misr” (1939)
Buku al-Tashwîr al-Fanni fi al-Qur`an” (1945)
Buku Masyâhid al-Qiyâmah fi al-Qur`an”.
Buku ‘al-Adalah al-Ijtima’iyyah fi al-Islam
Buku ‘Ma’rakah al-Islam wa ar-Ra’s al-Maliyyah’.
Buku “Hâdza al-Dîn”
Buku “al-Mustaqbal li Hâdza al-Dîn”,
Buku “Khashâ`is al-Tashawwur al-Islâmi wa Muqawwimâtihi’ al-Islâm wa Musykilah al-Hadhârah”
Buku “Fî Zhilal al-Qur`ân’

Sayyid Qutb terkenal sebagai seorang penulis buku. Ia telah menghasilkan lebih dari dua puluh buah karya dalam berbagai bidang diantaranya karya sastra dan buku-buku keagamaan. Sayyid Qutb pernah berkarir sebagai pengawas pendidikan di Departemen Pendidikan Mesir. Ia bekerja sangat professional dan berprestasi tinggi hingga dikirim pemerintah Mesir untuk menuntut ilmu di Amerika. Ia menuntut ilmu di tiga perguruan tinggi yaitu Wilson’s Teacher’s College ( Washington) , Greeley College (Colorado) dan Stanford University (California). Tak cukup sampai disitu, ia juga berkelana ke Itali, Inggris dan Swiss dan Negara Eropa lainnya untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya.

Sekembalinya dari Eropa, Sayyid Qutb bergabung dengan kelompok pergerakan Ihkawanul Muslimin. Di sanalah Sayyid Qutb benar-benar mengaktualisasikan dirinya. Dengan kapasitas dan ilmunya, tak lama namanya melejit dalam organisasi pergerakan tersebut. Sayyid Qutb menjabat sebagai anggota panitia pelaksana program dan ketua lembaga dakwah. Namun tahun 1951, pemerintahan Mesir membubarkan ikhwanul muslimin akibat tekanan pihak Amerika.

Selain sebagai tokoh pergerakan , Qutb juga dikenal sebagai seorang penulis dan kritikus sastra. Banyak karyanya yang telah dibukukan. Ia banyak menulis tentang sastra, politik sampai keagamaan. Tahun 1954, Sayyid menjadi pemimpin redaksi harian Ikhwanul Muslimin. Tapi harian tersebut kemudian dilarang beredar oleh pemerintah Mesir. Penyebab utamanya adalah sikap keras, yang mengkritik keras Presiden Mesir Kolonel Gamal Abdel Naseer. Sayyid Qutb mengkritik perjanjian pemerintahan Mesir dan Inggris. Sejak itu, ia menjadi korban kekejaman kekejaman penguasa hingga pada bulan Mei 1955, Sayyid Qutb ditahan dan dipenjara dengan alasan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. Tiga bulan kemudian, hukuman yang lebih berat diterimanya, yakni harus bekerja paksa di kamp-kamp penampungan selama 15 tahun lamanya.

Beliau sempat dibebaskan atas permintaan presiden Iraq Abdul Salam Arief saat berkunjung ke Mesir tahun 1964. Namun kebabasannya tidak lama, karena ia kembali dipenjara setahun kemudian berikut tiga saudaranya (Muhammad Qutb, Hamidah dan Aminah), serta 20.000 rakyat Mesir lainnya . Alasannya beliau dan Ikhwanul Muslimin dituduh membuat gerakan makar dan membunuh Presiden Naseer. Hukuman yang diterima kali ini lebih berat dari sebelumnya. Ia dan dua kawan seperjuangannya dijatuhi hukuman mati. Meski dunia internasional mengecam pemerintah Mesir, hukuman mati tetap dilaksanakan. tanggal 29 Agustus 1969. Sebelum menghadapi ekskusinya, Sayyid Qutb sempat menuliskan tulisan sederhana, tentang pertanyaan dan pembelaannya. Kini tulisan tersebut telah dibukukan dengan judul, “Mengapa Saya Dihukum Mati”. Sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa dijawab oleh pemerintahan Mesir hingga kini.









Imam Hasan Al Banna adalah tokoh agama, ulama, dan pemimpin gerakan Islam Ikhwanul Muslimin. Beliau dianggap sebagai pemimpin para Da’i (pendakwah) Islam dunia. Imam Hasan Al Banna lahir di daerah perdesaan diwilayah Mahmudiyah (Mesir) tahun 1906, putra seorang ulama besar Mesir. Sejak kecil telah akrab dengan pendidikan Islam, pengkajian Alqur’an, hadist dan ilmu fiqih dengan berguru pada orang tuanya. Kecerdasan otaknya dibuktikan dengan kemampuannya menghafal kitab suci Alqur’an pada usia 14 tahun.

Prestasi Hasan Al-Banna tidak hanya dam ilmu keagamaan, tapi juga dalam pendidikan formal. Pada pendidikan menengah, ia lulus dengan predikat terbaik di sekolahnya dan lulusan terbaik nomor 5 di seantero Mesir. Ia kemudian melanjutkan ke Universitas Darul Ulum Mesir saat berumur 16 tahun dan lulus pada usia 21 tahun. Setelah tamat beliau berkiprah dalam dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar di perguruan Isma’iliyah. Saat itu, dunia Islam masih mengalami masa krisis karena Dinasti Utsmaniyah (Turki) sebagai pusat kekuatan Islam dunia mengalami keruntuhan dan Turki dijadikan Negara sekuler oleh Mustafa Kemal Attaturk. tidak hanya itu, banyak tokoh Islam, Ulama besar, dan oemuka agama dijebloskan dalam tahanan oeleh pemerintah sekuler Turki. Penjajahan dan imperalisme bangsa Eropa pun semakin meluas ke berbagai belahan dunia.

Melihat kenyataan tersebut, Hasan Al-Banna kemudian berjuang membangkitkan semangat, nasionalisme, dan ukhuwah Islamiyyah melalui dakwah dengan berbagai cara mulai dari kedai-kedai kopi, pengajian rutin dan mimbar-mimbar agama. Akhirnya Beliau bersama para pegikutnya mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin yang bergerak dalam bidang dakwah, social keagamaan, serta menggalang kekuatan politik. Upaya beliau kemudian mendapat sambutan luas di masyarakat Mesir dari berbagai kelangan mulai kalangan petani, buruh, pengusaha,intelektual, ilmuwan ulama dan praktisi social. Dakwah beliau tidak hanya dalam lingkup Mesir, namun sudah berskala internasional. Beliau juga dikenal dekat dengan ulma, dan tokoh-tokoh Indonesia. Ini terbukti ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan dukungannya dan melakukan kontak dengan ulama Indonesia. Bahkan Perdana Menteri M. Natsir pernah berpidato didepan rapat Ikhwanul Muslimin.

Saat terjadi perang antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun 1945), beliau menggerakkan mujahid-mujahid hasil didikannya. Mujahid ini menjadi kekuatan yang paling ditakuti Israel dan Amerika Serikat. Amerika bahkan mengancam akan melakukan pemboman besar-besaran terhadap Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Takut dengan ancaman Amerika, pemerintah mesir kemudian melucuti para mujahid Ikhwanul Muslimin yang telah berjuang untuk kejayaan, harga diri, dan martabat bangsa Mesir dan Agama Islam. Ikhwanul Muslimin dan Imam Hasan Al-Banna di tangkap dan dipenjara oleh pemerintah Mesir sendiri hingga sampai wafatnya.

Sepeninggal Hasan Al-Banna, Umat Islam Mesir banyak mengalami rentetan cobaan. Murid-murid beliau yang disiksa, dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum mati, terutama ketika Mesir di perintah oleh Jamal Abdul Naseer, seorang diktator yang condong ke Sovyet. Banyak pula murid beliau yang terpaksa mengungsi ke luar negeri, bahkan ke Eropa.

Namun kehadiran Hasan Al-Banna telah membuat dunia terkejut. Ia telah mewarnai lembaran perjuangan umat Islam di jaman modern melawan imperalisme, dan yahudi. Seorang ulama India Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi mengapresiasi imam Hasan Al Banna, ”Kehadirannya cukup mengejutkan Mesir, dunia Arab dan dunia Islam secara keseluruhan. Semua terkejut oleh dakwah, tarbiyah, jihad dan kekuatannya yang unik. Allah telah mengumpulkan pada dirinya berbagai kemampuan yang kadang-kadang tampak kontradiktif di mata psikolog, sejarawan, dan kritikus, yaitu pemikiran yang brilian, pemahaman yang cemerlang, wawasan yang luas, perasaan yang kuat, hati yang penuh berkah, semangat yang membara, lisan yang fasih, zuhud dan qanaah –tanpa menyiksa diri– dalam kehidupan pribadinya. Cita-cita dan kepedulian yang tinggi dalam menyebarkan da’wah.” Perhatian Hasan Al Banna terhadap Islam dan umat Islam sangat besar termasuk umat Islam yang jauh dari Mesir, seperti Indonesia. Hal ini yang menjadikan beliau memimpin sendiri Komite Solidaritas bagi Kemerdekaan Indonesia. Dan utusan Indonesia yang berkunjung ke Mesir saat itu, yaitu H. Agus Salim, Dr. H.M. Rasyidi, M. Zein Hasan dan lain-lain, mengucapkan terima kasih kepada Hasan Al-Banna atas dukungan untuk kemerdekaan Indonesia. Dalam masa tahanan, beliau mengalami gangguan kesehatan tanpa pertolongan medis hingga akhirnya wafat tahun 1949. Jasadnya kemudian dishalatkan ayahnya yang sudah renta dan 4 orang wanita. Begitulah Hasan Al-Banna yang hidup untuk Islam dan umat Islam. Meninggal akibat konspirasi yang menginginkan dakwahnya redup. Tetapi kematiannya tidak membuatnya mati. Dakwahnya tetap hidup dan namanya tetap harum. Pendukung gerakan dakwahnya semakin banyak. Perjuangannya membangun Ikhwanul Muslimin diteruskan oleh
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi. 


























Dr. Yusuf Al-Qaradhawi adalah tokoh agama, intelektual Islam terkemuka dan ulama yang sangat terkenal di dunia yang berasal dari Mesir. Karya-karyanya banyak menjadi rujukan ulama di seluruh dunia karena reputasi ilmiahnya mampu memecahkan persoalan umat  sesuai dengan tuntunan Alquran dan hadits. Nama lengkapnya adalah Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. Sedangkan al-Qaradhawi merupakan nama keluarga yang diambil dari nama daerah tempat mereka berasal, yakni al-Qardhah. Pemikiran beliau banyak dipengaruhi oleh cendekiawan muslim Hasan Al Banna.



Yusuf Qaradhawi lahir di desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qaradhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Hingga menyelesaikan affairs doktor pada tahun 1973. Untuk meraih gelar doktor di Universitas al-Azhar, Kairo, ia menulis disertasi dengan judul "Zakat dan Pengaruhnya dalam Mengatasi Problematika Sosial". Disertasi ini telah dibukukan dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk dalam edisi bahasa Indonesia. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern. Tapi gelar doktornya baru dia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian di sempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.

Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.

Selain itu, pada tahun 1957, Yusuf al-Qaradhawi juga menyempatkan diri memasuki Institut Pembahasan dan Pengkajian Arab Tinggi dengan meraih authority tinggi bahasa dan sastra Arab.Dalam perjalanan hidupnya, Qaradhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.

Qaradhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rejim saat itu.

Qaradhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya. Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.

Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik. Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, kita bisa membaca sikap dan pandangan Qaradhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qaradhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qaradhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.

Yusuf Qaradhawi dikenal sebagai ulama dan pemikir islam yang unik sekaligus istimewa, keunikan dan keistimewaanya itu tak lain dan tak bukan ia memiliki cara atau metodologi khas dalam menyampaikan risalah islam, lantaran metodologinya itulah dia mudah diterima di kalangan dunia barat sebagai seorang pemikir yang selalu menampilkan islam secara ramah, santun, dan moderat, kapasitasnya itulah yang membuat Qaradhawi kerap kali menghadiri pertemuan internasional para pemuka agama di Eropa maupun di Amerika sebagai wakil dari kelompok islam.

Dalam lentera pemikiran dan dakwah islam, kiprah Yusuf Qardhowi menempati posisi basic dalam pergerakan islam kontemporer, waktu yang dihabiskannya untuk berkhidmat kepada islam, bercearamah, menyampaikan masalah masalah aktual dan keislaman di berbagai tempat dan negara menjadikan pengaruh sosok sederhana yang pernah dipenjara oleh pemerintah mesir ini sangat besar di berbagai belahan dunia, khususnya dalam pergerakan islam kontemporer melalui karya karyanya yang mengilhami kebangkitan islam moderen.

Sekitar 125 buku yang telah beliau tulis dalam berbagai demensi keislaman, sedikitnya ada 13 aspek kategori dalam karya karya Qaradhawi, seperti masalah masalah : fiqh dan ushul fiqh, ekonomi islam, Ulum Al Quran dan As sunnah, akidah dan filsafat, fiqh prilaku, dakwah dan tarbiyah, gerakan dan kebangkitan islam, penyatuan pemikiran islam, pengetahuan islam umum, consecutive tokoh tokoh islam, sastra dan lainnya. sebagian dari karyanya itu telah diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, tercatat, sedikitnya 55 judul buku Qaradhawi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia.

Selain tugas pokoknya sebagai pengajar dan da'i, ia aktif pula dalam berbagai kegiatan sosial untuk membantu saudara-saudaranya, umat Islam, di berbagai belahan dunia.

Tarbiyah Sebuah Proses


Tarbiyah, Sebuah Proses Pembentukan

Pengertian Tarbiyah secara bahasa tansyiah (pembentukan), riayah (pemeliharaan), tanmiyah (pengembangan), dan taujih (pengarahan)
Maka proses tarbiyah yang kita lakukan dengan menggunakan sarana dan media bermacam-macam, seperti halaqah, tatsqif, ta’lim fil masjid, mukhoyyam, lailatul katibah dan lainnya harus memperhatikan empat hal di atas sebagai langkah-langkah praktis untuk sampai pada tujuan strategis, yaitu terbentuknya pribadi muslim atau shalih mushlih.
1.Tansyi’ah (Pembentukan)
Dalam proses tansyi’ah harus memperhatikan tiga sisi penting, yaitu:
A.    Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti qiyamul lail, shaum sunnaah, tilawah Qur’an, dzikir, dan lain-lain. Para murabbi harus mampu menjadikan sarana-sarana tarbiyah ruhiyah semisal mabit, lailatul katibah, jalasah ruhiyah, dalam membentuk pribadi mutarobbi pada sisi ruhiyah ma’nawiyahnya dirasakan serta disadari oleh mutarobbi bahwa ia sedang menjalani proses pembentukan ma’nawiyah ruhiyah. Jangan sampai mabit hanya untuk mabit.
B.     Pembentukan fikriyah tsaqafiyah Sarana dan media tarbiyah tsaqofah harus dijadikan sebagai sarana dan media yang dapat membentuk peserta tarbiyah pada sisi fikriyah tsaqafiyah, jangan sampai tatsqif untuk tatsqif dan ta’lim untuk ta’lim, tetapi harus jelas tujuannya bahwa tatsqif untuk pembentukan tasaqofah yang benar dan utuh, ta’lim untuk tsaqofah fid dien dan ini harus disadari dan dirasakan oleh murabbi dan mutarobbi.
C.     Amaliyah harakiyah Proses tarbiyah selain bertujuan membentuk pribadi dari sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqafiyah juga bertujuan membentuk amaliyah harakiyah yang harus dilakukan secaa bebarengan dan berkisanambungan seperti kewajiban rekruitmen dengan da’wah fardiyah, da’wah amah dan bentuk-bentuk nayrud tarbiyah lainnya, serta pengelolaan halaqoh tarbiyah yang baru sehingga sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqofiyah teraktualisasi dan terformulasikan dalam bentuk amal nyata dan kegiatan riil serta dirasakan oleh lingkungan dari masyarakat luas.
2.      Ar-Riayah (Pemeliharaan)
Kepribadian Islami yang sudah atau muai terbentuk harus dijaga dan dipelihara ma’nawiyah, fikriyah tsaqofiyah dan amaliyahnya dan ditaqwin (dievaluasi) sehingga jangan sampai ada yang berkurang, menurun atau melemah. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ibadah ritual, wawasan konseptual, fikrah dan harakah tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Tidak ada penurunan dalan tilawah yaumiyah, qiyamul lail, shaum sunnah, baca buku, tatsqif, liqoat tarbiyah dan aktifitas da’wah serta pembinaan kader.

3.      At-Tanmiyah (Pengembangan)
Dalam proses tarbiyah, murabbi dan mutarobbi tidak boleh puas dengan apa yang ada dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, apalagi menganggap sudah sempurna. Murobbi dan mutarrobbi yang baik adalah murobbi dan mutaroobi yang selalu memperbaiki kekurangan dan kelemahan serta meningkatkan kualitas, berpandangan jauh ke depan, bahwa tarbiyah harus siap dan mampu menawarkan konsep perubahan dan dapat mengajukan solusi dan berbagai permasalahan umat dan berani tampil memimpin umat. Oleh karenanya kualitas diri dan jama’ah merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan dalam proses tarbiyah.
4.      At-Taujjh (Pengarahan) dan At-Tauzif (Pemberdayaan)
Tarbiyah tidak hanya bertujuan untuk melahirkan manusia yang baik dan berkualitas secara pribadi namun harus mampu memberdayakan dan kualitas diri untuk menjadi unsure perubahan yang aktif dan produktif (Al muslim as shalih al mushlih).
Murobbi dapat mengarahkan, memfungsikan dan memberdayakan mutarobbinya sesuai dengan bidang dan kapasitasnya. Mutarobbi siap untuk diarahkan, ditugaskan, ditempatkan dan difungsikan, sehingga dapat memberikan kontribusi riil untuk da’wah, jama’ah dan umat, tidak ragu berjuang dan berkorban demi tegaknya dienul Islam.
“Dan di antara orang-orang yang beriman itu ada orang-orang yang menjadi apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka di anatra mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya (QS….)
Indikasi keberhasilan tarbiyah bisa dilihat pada peran dan kontribusi kader dalam penyebaran fikrah, pembentukan masyarakat Islam, memerangi kemungkaran, memberantas kerusakan dan mampu mengarahkan dan membimbing umat ke jalan Allah. Serta dalam keadaan siap menghadapi segala bentuk kebatilan yang menghadang lajunya da’wah Islam
Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. 9:111)
Semoga Allah selalu bersama kita dan kemenangan memilih kepada kita.
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)